Minggu, 22 Januari 2012

Tentangmu yang selalu manis #FF11


Kamu begitu gembira begitu bulan Desember telah tiba. Setiap hari kamu selalu membicarakan tentang hari yang kamu selalu tunggu-tunggu. Kamu selalu sibuk mengingat berapa hari lagi hari itu tiba. Dengan wajah polosmu, kamu kadang merengek manja pada ku ataupun lelaki yang kau panggil Ayah. Hampir setiap hari pula kau mengingatkan kami hadiah yang kau inginkan pada hari itu, hari ulang tahunmu. Ketika hari itu tiba kamu selalu bangun lebih awal dari kami. Pernah suatu waktu kamu membangunkan kami pagi-pagi buta untuk mengatakan bahwa itu adalah hari ulang tahunmu lalu kita berdoa bersama untukmu, gadis kecil kami.  

Aku selalu suka saat menyisir rambutmu yang hitam dan panjang seperti milikku, sekedar menguncirnya dengan pita warna-warni ataupun mengepangnya dengan cantik. Lalu kamu selalu memberi kami kecupan di kedua pipi kami dengan rona wajah bahagia dan selalu bersemangat. Ahh kamu selalu manis, sayang. Kami beruntung Tuhan menitipkan kamu pada kami. 

Kamu pun tumbuh menjadi gadis remaja yang manis dan cantik. Kamu mulai nyaman untuk berbagi cerita dengan temanmu dibandingkan dengan kami. Lebih senang menghabiskan waktu dengan teman-temanmu. Kamu pun tak lagi suka aku yang menyisir rambutmu. “Aku bisa menyisir sendiri, Bu. Aku bukan anak TK lagi,” katamu dengan nada kesal padaku. Aku memahamimu, gadis manisku.

Lalu kamu telah menjadi gadis manis kami yang dewasa. Kamu memilih tinggal jauh dari kami. Kami kesepian tanpamu. Tak ada rengekan manja, tawa riang dari bibirmu, teriakanmu ketika kamu marah. ataupun tangis karena teman atau pacar. Tapi kami tak pernah lupa untuk selalu menyelipkan namamu dalam tiap doa kami. Berharap kamu selalu bahagia dan dapat hidup baik tanpa kami serta bisa segera kembali ke rumah kita yang penuh kenangan tentangmu yang selalu manis untuk kami.


Sekarang kamu benar-benar telah dewasa, sayang. Kamu benar-benar cantik dan dewasa. Kami bangga padamu. Kamu tak mengecewakan kami dan mampu menjaga kepercayaan yang kami beri. Kamu benar-benar sudah kembali. Aku memelukkmu erat seakan tak ingin kamu pergi lagi. Tapi kami tahu suatu saat kamu benar-benar akan mengatakan itu, pergi untuk menjalani hidupmu bersama orang yang kau pilih untuk menjadi pendamping hidupmu.
Hari ini kamu begitu cantik dengan kebaya putih di hari bahagiamu. Aku memandangi wajahmu yang sangat bahagia. Tanpa kusadari, sesuatu yang hangat jatuh dari pelupuk mataku. Lalu kamu memelukku erat. Lama sekali.
“Aku sayang sama Ibu dan Ayah,” katamu sambil memelukku. “Sangat sayang dan selalu sayang. Ayah dan Ibu adalah orang tua terbaik, aku sangat bahagia bisa terlahir sebagai putri Ayah dan Ibu,” katamu lagi dan mencium kedua pipiku.
Ahh, kamu manis sekali sayang. Kami tak akan pernah bisa lupa semua tentangnu yang selalu manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar