Jumat, 13 Januari 2012

Dag Dig Dug _ #FF2

Langit sore ini indah sekali. Suasana sore yang aku suka. Senja. Aku sengaja memilih tempat duduk dekat jendela agar bisa melihat lukisan indah berwarna jingga di luar sana. Aku menikmati langit kesukaanku sambil sesekali meminum cappuccino dari cangkir putih di tanganku. Aku sedang menunggu. Sudah satu jam dan yang kutunggu belum juga menampakkan batang hidungnya.
Aku mengenali wangi ini! Ya, hidungku mencium satu aroma wewangian yang sangat kukenal. Aku mengalihkan pandanganku dari senja ke pintu masuk café ini. Benar saja, seseorang yang aku tunggu sudah datang. Dia tersenyum padaku kemudian langkah kakinya menuju arah tempat dudukku. Aku hanya tersenyum dengan debar jantung yang dapat kurasakan makin cepat begitu menemukannya di pintu tadi.
Dia duduk di depanku. Ya, di depanku meski masih ada meja dan satu kursi. Tapi aku masih bisa melihat bola matanya yang berwarna hitam. Cukup lama aku menatapnya seperti itu. Aku selalu menunggu dimana aku bisa menatap matanya yang indah itu, menikmati setiap senti dari lengkungan indah di bibirnya dan tentu saja aku menunggu saat ia mengucapkan kata-kata, tentang apa saja. Aku mendapatkan semua itu sekarang!
Tahukah kamu, aku sudah menunggu cukup lama. Bukan hanya tentang satu jam lalu yang kuhabiskan bersama capucinno dan senja, Ini tentang tiga tahun, sayang!
Dia hanya tersenyum. Ahh, lagi-lagi dia sukses membuat irama jantung ini tak beraturan dan makin cepat. Lelaki impian, begitulah aku menyebutnya. Beberapa detik kemudian dia mengalihkan matanya dan beralih pada wanita yang baru saja datang dan menjadi penghalang bagiku. Penghalang bagi dua pasang mata yang seharusnya bertemu dan bicara. Aku dan lelaki impian. Sekali lagi dia memandangku seakan mengatakan kalau aku harus bertahan.
Aku mencoba membuat satu senyum untuknya dan kemudian mataku meninggalkan raganya yang sedang bersama wanita itu. Aku  kembali menikmati capucino yang mulai dingin seperti hatiku, meski jantungku masih berdebar dengan irama yang masih sama. Mataku beralih memandang senja yang masih enggan pergi.
Aku hanya ingin melewatkan senja yang indah ini bersama kamu, sayang. Ya aku tahu, meski kamu bersama “dia”.



_Bogor, 13012012_

2 komentar: