Aku ini seperti wanita
kebanyakan. Bisa menjelma menjadi wanita lemah dan cengeng karena perpisahan.
Sampai kini, dua tahun sejak kamu pergi, aku masih menikmati kesendirianku. Aku
tak mau munafik, ada saat dimana aku ingin menerima orang lain untuk
menggantikan singgasanamu di istana hatiku. Namun semua selalu tak pernah
berakhir baik karena aku masih tetap menempatkanmu di ruang khusus ini, di
hatiku.
Sore ini hujan turun membasahi
kota hujan, Bogor. Aku menikmati derasnya hujan dari balik jendela kamarku
dengan segelas coklat panas dan lagu ini, kesukaan kita, you’ll be safe here
dari rivermaya. Aku tersenyum kecil mengingatmu yang pernah menyanyikannya
untukku saat hujan dua tahun lalu sebelum kamu pergi. Saat itu kamu
menyanyikannya untuk memintaku jadi pendamping hidupmu, menjadi istrimu. Ahh,
rasanya sedikit pedih kala mengingat itu. Tapi aku selalu suka saat-saat
bersamamu.
Tahukah kamu, sampai saat ini aku
masih menyimpan semua barang pemberianmu dengan rapi. Jam tangan hitam yang
menjadi favoritku misalnya, ini adalah hadiah ulang tahun dari kamu. Surat-surat
ataupun hanya sekedar coretan kecil tentang kita pun aku susun rapi di
binderku. Aku kadang merasa seperti orang bodoh yang tak move on. Mungkin butuh
waktu, pikirku. Tapi ini sudah dua tahun dan aku masih seperti ini.
Usiaku sudah menginjak kepala
tiga dan aku masih sendiri, karena kamu. Bukankah kamu pernah bilang akan
datang untuk mengucapkan ijab kabul di hari suci ynag kita nanti sekian lama?
Kenapa hari itu tak kunjung tiba dan kamu pergi sebelum hari itu. Aku sakit,
terluka! Kadang pula saat setan begitu berkuasa, ingin sekali aku mengakhiri
hidupku, mengakhiri kesedihanku. Tapi wajahmu datang dan menarikku kembali,
mengajakku untuk berpikir lebih sehat.
Aku kemudian teringat kata-katamu
yang menemuiku di alam mimpi. “Aku melepaskanmu, carilah penggantiku untuk
mengisi ruang kosong di hatimu. Akan datang seseorang yang menyanyangimu lebih
dari aku,” katamu dengan senyummu yang selalu manis.
Ya, aku sedang belajar mengemasi
semua kenangan tentangmu dan membiarkannya hanyut bersama sungai waktu. Semoga
kamu selalu bahagia disana. Mungkin sekarang kau sudah berbahagia bersama
bidadari surga. Aku selalu mendoakanmu. Aku percaya Tuhan selalu menjagamu. Terima
kasih untuk hari-hari indah bersamamu beberapa tahun lalu. You’ll be safe here,
in my heart.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar