Aku sudah
memasakkan makanan kesukaanmu. Aku juga sudah membersihkan kamarmu yang
berantakan. Ahh aku merasa seperti sudah menjadi istrimu saja. Kini aku
menunggumu pulang dari tempatmu bekerja. Aku duduk di teras rumah kecilmu
dengan secangkir teh hangat. Menatap senja yang terang.
Kamu pun datang akhirnya dan aku
menyambutmu dengan satu pelukan. Kamu terlihat terkejut dengan kedatanganku
yang sengaja tak kukabarkan lebih dulu. Aku sengaja ingin memberikan kejutan
kecil untukmu.
“Happy
birthday sayang,” ucapku lalu mengecup pipimu.
Kamu
tersenyum memamerkan lesung pipimu. “Thanks cantik.”
Lalu
aku mengajakmu masuk untuk menunjukkan kejutan selanjutnya. Kamu terlihat
senang dengan rumahmu yang bersih dan rapi lalu makanan kesukaanmu sudah
tersedia di meja makan.
“Kamu
yang lakukan semua ini buat aku, cantik”
“Ya,
aku yang kerjain semuanya for you, my lovely,” kataku. “sekarang kamu mandi
dulu ya, udah bau banget. hehee..”
Kamu
mencubit pipiku dan kemudian pergi mandi. Aku hendak memindahkan tas kerjamu
dan ada sesuatu yang menarik perhatianku. Sebuah kertas yang sedikit keluar
dari kantung tasmu. Rasa penasaranku ternyata sangat besar hingga aku mencoba
membaca isinya.
Cepatlah pulang, si kecil sudah rindu sekali sama ayahnya. Dia ingin
bermain bersama ayahnya seperti teman-temannya yang lain. DIa sedang sakit
sekarang, rindu kamu. Pulanglah..
Sebaris kalimat yang begitu
menarik perhatianku. Air mataku terjatuh tanpa aku bisa menahannya. Lalu kamu
melihatku dengan sepucuk surat bukan dariku. Rasanya aku tak ingin melanjutkan
lagi mimpi ini.
“Cantik..”
panggilmu.
“Terima
kasih buat semua mimpi yang kamu berikan, tapi rasanya lebih baik aku pergi.
Ini terlalu menyakitkan,” kataku dalam isak yang kutahan. Lalu kamu meraihku
dan mendekapku erat. Sangat erat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar