Aku menatap cermin di depanku.
Memandangi wajah di seberang sana dengan sedih. Begitu banyak kata yang
kuciptakan untukmu, tapi tak satupun yang mampu kusampaikan. Aku lalu menepis
kertas-kertas putih yang ada di meja. Rasanya semua percuma saja. Aku mulai
lelah dengan semua ini. Aku hanya ingin kamu mendengar satu saja. Tak bisakah?
Mungkin
aku yang seharusnya sadar diri, kamu tak mungkin tahu tempatku jadi mana
mungkin kamu bisa datang dan mendengarku. Mendengarkan suaraku yang sudah mampu
menyenangkan banyak orang. Seorang perempuan berambut pendek masuk ke ruangan,
memberitahuku kalalu sudah waktunya aku untuk tampil. Aku menarik nafas
sejenak, mencoba meninggalkan tentangmu yang sedari tadi berkelebat hebat di
pikiranku.
Aku
meraih mikrofon di meja kecil itu. Aku mencoba menyapa semua orang yang ada di
depanku dengan ramah meski sebenarnya hatiku sedang buruk. Akupun mulai
menyanyikan lagu itu. Lagu yang sengaja kuciptakan untukmu. Pikiranku melayang
dan merasa kalau semestinya aku mulai berhenti menuliskannya untukmu. Meski kadang
aku merasa lelah, tapi sesekali aku seringakali berharap kalau ini bukanlah
judul terakhir yang bisa kuciptakan.
Sudut
mataku menangkap satu sosok yang ada di sudut ruangan sana. Itu kamu. Aku
melihat wajahmu dari jarak yang cukup dekat. Aku melihatmu begitu
memperhatikanku. Andai kamu tahu lagu ini untukmu. Ingin rasanya aku
menghampirimu dan menyapamu, sekali saja. Aku sudah terlalu lelah menyimpan
kerinduan ini sejak lima tahun lalu.
Kamu
menghampiriku di belakang panggung. “Hei, “ sapamu. Aku hanya tersenyum.
“Namaku
Arbi,” katamu lagi. Ya aku sudah tahu namamu lima tahun lalu.
“Ada
apa ya?” tanyaku mencoba lebih datar.
“Tadi
aku mendengarkan suaramu, bagus sekali dan apakah itu lagu ciptaan sendiri,” Tanya
Arbi.
“Ya,
itu ciptaanku untuk seseorang, Ada masalah?”
“Aku
tertarik dengan lagumu. Aku ingin mengajakmu bekerja sama, dan ini kartu
namaku,” katamu sambil menyodorkan kartu namamu. “Aku tertarik untuk membeli
lagumu.”
Aku
hanya diam memandangi kartu nama yang ada di tanganku. Arbiandra, SE. , general
manager dari salah satu perusahan rekaman.
“Apakah
itu artinya aku masih harus menciptakan lagu lagi?” tanyaku.
“Aku
harap begitu.”
Tentu
saja ini bukanlah judul terakhir dan aku harus memulai judul baru tentangmu
karena masih akan banyak judul lagi yang akan tercipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar