Kalau odol jatuh
cinta? Aku sendiripun bingung bagaimana membayangkannya. Lalu pada siapa odol
akan menambatkan hatinya. Memang sih tak ada yang salah jika odol jatuh cinta
pada siapa dan bagaimana ia bisa jatuh cinta. Tapi aku sedikit berpikir
alangkah beruntungnya dia yang mendapatkan cinta odol. Menurutku sih begitu,
bagaimana tidak beruntung, odol siap memberikan perlindungan pada kekasihnya
selama dua puluh empat jam! Bahkan ia pun bisa mengerti jika ternyata
kekasihnya itu sensitif.
Semua pun dibuat
kebingungan dengan kejadian akhir-akhir ini. Namanya Orizeta Diani Okto
Lukmansyah atau aku lebih suka memanggilnya ODOL, singakatan dari namanya yang
sampe empat gerbong itu. Pagi-pagi buta sudah terdengar suara berisik di dapur.
Aku yang masih memakai piyama kuningku mencoba melihat apa yang terjadi. “jangan-jangan
maling!” seruku panik.
Ternyata si odol
yang lagi sibuk masak. “Lu ngapain pagi-pagi buta gini udah nongkrong di dapur?”
tanyaku heran. “Tumben banget lu bisa bangun pagi.
“Emangnya elu,
perawan jam segini belum mandi,” balas Odol mengejekku dan aku lagsung menoyor
kepalanya.
Hari-hari selanjutnya
pun berlalu tak biasa. Odol itu anak bontot, manjanya minta ampun. Akupun
iseng-iseng membicarakan ini dengan Mami. “Mi, si Odol berubah yah?” tanyaku.
Mami menurunkan
bukunya dan ganti memandangku serius. “Iya Mor, jadi lebih cewek ya sekarang,
jangan-jangan…” Mami menggantung kalimatnya.
“Odol jatuh
cinta!” pekikku dan Mami hampir bersamaan.
“Pantes sekarang
dia jadi rajin mandi dua kali sehari, biasanya kan sehari sekali malah ga mandi
kali tuh kalo libur,” kataku sambil tertawa.
“SEkarang dia
juga rajin bangun pagi, masak, rapiin kamar, pokoknya rajin banget, Mor,”
tambah Mami. Aku mengiyakan.
“Tapi merugikan
aku, Mi,” sanggahku. Mami mengernyitkan keningnya bingung. “Kok ngerugiin kamu?”
“Gimana ga rugi,
tiap hari parfum, bedak, lotion, banyak deh,” kataku.
“Biarlah,
berarti anak mami tuh emang cewek bener, ga ada lagi deh Odol yang pake jeans
robek, kaus belel, sepatu dekil, rambut acak-acakan lagi.”
“Tetep aja Mi,”
“kenapa lagi?”
“Aku kan belum
punya pacar Mi,” kataku sedih.
Tiba-tiba Odol
muncul dan duduk di sampingku. “Tenang ya Chimory, kakakku tersayang, Odol Cuma
lagi jatuh cinta bukan mau nikah dalam waktu dekat tau,” katanya dengan wajah
lucunya.
“bener ya, awas
kalo ngelangkahin gue.”
“Makanya jadi
perempuan seutuhnya dong, rajin masak rajin bangun pagi, daaannn…” katanya menggantung
kalimatnya sambil bangun dari sisiku.
“Apa?” tanyaku.
“Jangan suka
kentut sembarangan..” teriaknya sambil berlari.
“ODOOOOOLLLL…”
Kalau Odol jatuh
cinta? Biarkan saja!
Toh semua berhak
jatuh cinta pada siapapun juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar