Jam di kamarku sudah menunjukkan
jam delapan malam. Aku menyisihkan diktat-diktat kuliahku dan menyalakan radio
dari handphoneku. Malam ini adalah jadwal acara radio kesukaanku, atau lebih
tepatnya penyiarnya adalah penyiar favoritku. Aku hampir tak pernah absen
mendengarkannya siaran. Namanya Hendry,
penyiar yang juga berstatus sebagai
kekasihku.
Suaranya mulai
terdengar membuka acaranya malam ini. Dia dan temannya, Aldo, menyapa para
pendengarnya dan memberikan sedikit info-info. Lalu diselingi lagu yang
merupakan request dari pendengar. Aku tak ikut-ikutan mengirim request karena
Hendry yang menginginkannya. Dia sedikit pemalu. Tapi sifatnya itu seperti tak
berlaku jika ia sudah siaran. Beda sekali. Tapi aku mengerti, mungkin ia tak
ingin aku mengganggu konsentrasinya dan tak mau jadi bahan ejekan
teman-temannya. Ahh kadang dia itu lucu dan manja sekali.
Acara
dilanjutkan kembali, dan Hendry berkata, “Selamat malam buat pendengar yang
baru bergabung dan selamat malam buat Viana yang sedang sibuk dengan tumpukan
diktat kuliahnya.”
Ahh, tumben
sekali dia menyelipkan namaku dalam siarannya.
“Malam ini akan ada
bintang tamu khusus yang bakal perform, tunggu ya habis satu lagu dari Bruno
Mars dengan Just The Way You are, enjoy it,” kata Aldo.
Aku yang
penasaran langsung mengirim pesan sngkat padanya. Siapa
sih bintang tamunya?
Tak lama
kemudian balasannya masuk. Tungguin aja,
pasti suka!
Pelit ih, awas ya kalo ternyata itu penyanyi
favoritku!
Lalu tak ada
balasan lagi sampai Just the way you are dari Bruno Mars pun berakhir. Lalu Aldo
berkata,” Oke, sekarang kita sambut bintang tamu special kita, Hendry
Dirgantara.”
Aku yang sedang
meneguk susu coklat hangatku pun tersedak mendengarnya. Aku tak salah dengar
kan? Barusan Aldo menyebut nama Hendry? Aku mengencangkan volume suara. Hening
beberapa saat dan terdengar petikan gitar. Hendry pun bernyanyi.
Berjuta rasa rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata
Dengan beribu cara-cara kau selalu membuat ku bahagia
Kau adalah alasan dan jawaban atas semua pertanyaan
Yang benar-benar kuinginkan hanyalah kau untuk selalu di sini ada untukku
Maukah kau tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang selalu ada di saat pagi ku membuka mata
Ijinkan aku memilikimu, mengasihimu, menjagamu, menyayangimu,
memberi cinta
memberi semua yang engkau inginkan
selama aku mampu aku akan berusaha
mewujudkan semua impian dan harapan
tuk menjadi kenyataan
Maukah kau tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang slalu ada di saat pagi ku membuka mata
Jadilah yang terakhir
Tuk jadi yang pertama
Tuk jadi selamanya...
Seiring dengan berakhirnya lagu itu, ponselku berdering.
Dari radio. Aku langsung mengangkatnya. Di akhir lagunya Hendry berkata, “Viana
Maheswari, maukah kau menjadi pilihanku?.”
Aku menangis terharu. Suara-suara di seberang sana
menyerukan agar aku menerimanya.
“Viana menikahlah denganku, “ kata Hendry lagi.
“Ya aku mau,”
jawabku yakin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar