Rabu, 04 Januari 2012

Lovable

Ada YM muncul di layar laptopku ketika aku sedang serius dengan tugas kuliahku. Kulihat namanya yang muncul disana. “Akhirnya dia muncul juga ke permukaan. hhahaa..” kataku senang. Rasanya sudah lama sekali ia tak menyapaku sejak dia pindah ke Bandung. Manusia gara-gara, cowok menyebalkan yang kurindukan.
Dia : Haii Rei.
Aku : Eh manusia gara-gara. kmana aja?
Dia : Biasalah sibuk. apa kabar kamu?
Aku : baik. kamu pasti sibuk sama organisasi ini itu deh.
Dia : Hahahaa tau aja.  
Aku : Taulah, dari jaman sekolah kan yang bikin lu sibuk Cuma organisasi yang OSIS, ekskul atau apalah itu.
Dia : Hehehe.. perhatian banget sih lu ama gue, sampe segitu ingetnya.
Aku : Gimana gak inget, sampe susah banget ngajak lu maen.
Dia : Ngomong-ngomong tentang maen, lu masih suka maen sampe malem ya?
Aku :  Masih, emang kenapa?
Dia : Ih nih anak bandel banget sih. udah gue bilangin dari dulu jangan suka pulang malem juga!
Aku : Biarin! Emangnya lu gaulnya sama organisasi mulu ! :p

Obrolan kami lewat yahoo messenger malam ini membuatku melupakan tugas kuliah yang deadline besok pagi. Aku hanya tak ingin melewatkan kesempatan ini, kesempatan untuk mengobrol dengannya dan bercerita banyak hal dengannya. Walaupun kadang ia menyebalkan setengah mati, tak jarang pula ia bisa menjadi sosok yang dewasa, memberikan ku semangat agar tak mudah menyerah, memberikan nasihat dan mengingatkanku pada hal-hal baik. Aku merasa ia seperti sosok kakak lelaki yang tak aku miliki. Akupun tak mengingkari kalau akupun menyukainya walaupun sebenarnya aku juga sudah sangat nyaman dengan hubungan kami yang seperti ini.
Dia : Weekend gue ke Bogor, temenin gue ke Kota tua yuk.
“Oh Tuhan! Mauu bangeet.. “  kataku bersorak.
Aku : OKe, tapi jangan lupa sisir rambut terus bajunya yang rapi ya manusia gara-gara!
DIa : Masih belum berubah aja deh pesen lu kalo kita mau maen atau ketemu.
Aku : Iyalah, biar ga malu-maluin gue. Mau ga?
Dia : Oke deh cerewet. see u..
Aku : Huh manusia gara-gara!
Dia sudah offline.

Matanya mencari-cari tempat yang bagus untuk dijadikannya objek untuk hobi fotografinya. Aku yang duduk disampingnya seperti tak dilhatnya. Dia terlalu asyik dengan kamera dan suasana Kota Tua yang seakan tak pernah membosankan baginya. Anggara namanya, cowok yang sudah tiga tahun ini menjadi temanku. Kami dipertemukan di satu sekolah menengah yang sama dan satu kelas. Ia sosok yang ramah, baik, dan menyenangkan bagiku walaupun kadang ia bisa jadi sangat menyebalkan bagiku. Dengan wajah yang tampan, pintar, dan ramah menjadikannya cowok yang populer dan menjadi idola para cewek-cewek di sekolah. Bahkan tak sedikit cewek-cewek itu minta tolong padaku untuk menyampaikan sesuatu atau hanya sekedar titip salam.
“Rei, gue kesana dulu ya,” katanya sambil menunjuk satu bangunan tak jauh dari museum Fatahilah. Aku mengangguk dan bangun dari dudukku tanpa berkata-kata, tapi ia buru-buru mencegahku. “Lu disini aja, gue cuma sebentar doang kok,”katanya lagi dan langsung berlalu tanpa mendengarkanku.  Aku hanya bengong mendengarnya, dia ini makin menyebalkan saja, teganya dia meninggalkan aku sendirian memangnya aku ini pembantunya!
Aku hanya mendengus kesal setelah dia pergi. Tadinya aku membayangkan pertemuan hari ini akan menyenangkan bagiku, saat dimana aku dan dia bisa bercerita banyak  hal setelah kami berpisah setelah perpisahan sekolah, kehidupan kami di kampus masing-masing, atau hanya sekedar bercanda dan mengenang masa sekolah. Dia memilih untuk melanjutkan studinya di kota Bandung dan aku memilih kota Jakarta. Komunikasi kami sedikit berkurang sejak saat itu, dan aku bahagia ketika akhirnya ia mengatakan bahwa ia akan ke Bogor untuk liburan dan memintaku menemaninya walau akhirnya tetap saja kota tua yang jadi pilihannya.
Sepuluh menit sudah ia membuatku menunggunya dan ia kini sudah duduk di sampingku. Aku menengok ke arahnya dengan wajah kesal. Entah apa dia tak melihat raut wajahku yang kesal ata pura-pura tak tahu, ia hanya nyengir kuda tanpa dosa.
“Balik yuk,” katanya enteng. Aku yang mendengarnya langsung bengong tak percaya.
“Apa? balik?!” tanyaku sedikit marah dan ia mengangguk. “Hhah dasar manusia gara-gara, seneng banget bikin orang susah.”
“Emang lu mau nginep disini? “ katanya dengan nada bercanda.
“Garaaa..!! lu ajak gue kesini buat apa? emang gue peliharaan lu yang siap ikut lu kemana lu mau?” kataku dengan nada yang sedikit meninggi.
“Yaudah gue minta maaf, sebelum balik ke Bogor, kita maen dulu deh biar tanduk lu ga makin tinggi.” Gara sepertinya tahu emosiku dan mencoba sedikit meredamnya. Ah, manusia yang satu ini selalu bisa membuatku melupakan kesalku padanya.
Aku tersenyum sambil memukul lengannya. “Paling bisa lu bikin gue ga marah.”


Hari ini adalah hari ulang tahun ku. Orang yang paling kutunggu belum juga muncul walau hanya sekedar mengucapkan selamat ulang tahun. Sudah hampir jam dua belas malam dan aku mulai menyerah. Mungkin dia sudah lupa, pikirku. Aku baru saja akan mematikan laptop dan pergi tidur ketika sebuah sms masuk ke handponeku. Akhirnya nama orang yang kutunggu muncul juga. Dengan penuh semangat kubuka sms itu.
Eh cerewet, buka kotak pos depan rumah lu sekarang.
“Apa sih ini orang, bukannya ngucapin ultah malah suruh gue buka kotak posl! “ gerutuku kesal.
Mau ngapain malem-malem buka kotak pos?! balasku.
Tapi sms balasan tak kunjung datang, akhirnya aku dengan segenap keberanian pergi ke kotak pos di dekat pagar rumah seorang diri. Sebuah kotak kecil berhias pita merah sudah ada di dalamnya. Aku langsung kembali ke kamarku untuk membuka isinya.  Ternyata isinya adalah sebuah CD dan karena penasaran tingkat tinggi akhirnya langsung kuputar di laptopku.
Muncul sebuah tulisan “ Happy Birthday Cerewet!!” dan kemudian muncul foto-foto saat kami SMA lalu foto-foto bangunan di kota tua yang dia ambil satu bulan lalu. Aku masih menunggu kejutan selanjutnya, dan ternyata wajahnya muncul dalam video itu. Dengan latar yang kukira adalah kamarnya, ia berbicara, “ Hei Rei happy birthday ya, hope you like this video.”
Kemudian ia mengambil gitar dan jari-jarinya siap diatas senar, tapi sebelum itu ia bicara lagi. “Oh iya Rei, rambut gue udah gue sisir rapi, baju juga rapi dan wangi lho, “ katanya kemudian tertawa malu, akupun tertawa geli melihatnya. 

Meski ku sering mengeluh
Tentang semua tingkah lakumu
Maunya selalu mengatur aku
Tapi kau sangat perhatian
Apa pun yang aku lakukan
Kau ingatkanku jangan lupa makan

Karena kamu selalu loveable buat aku
Karena kamu selalu loveable buat aku
Karena kamu selalu loveable buat aku
Karena kamu selalu loveable buat aku..

Walau pun kamu sangat bawel
Kau kometar ini itu
Dan ku tak tahu apa maumu
Kadang bajuku kurang rapi
Kadang sepatuku kurang matching
Atau rambutku yang berantakan

Karena kamu selalu loveable buat aku
Karena kamu selalu loveable buat aku
Karena kamu selalu loveable buat aku

Lagu itu berakhir dan setelah itu muncul lagi foto. Kali ini foto-foto ku yang diambil secara candid. Aku mengerti sekarang alasan ia meninggalkanku di kota tua saat itu, ia memotretku ternyata. Thanks for this nice surprise, Manusia Gara-Gara.
###

Tidak ada komentar:

Posting Komentar