Halo, siapa namamu?
“Ok, kalo gitu
kita putus aja,” kataku dengan nada yang meninggi dan raut wajah yang sudah
lelah. Mendengar ucapanku barusan, lelaki di depanku hanya menatapku datar
nyaris tanpa ekspresi. “Ahh, lelaki ini
maunya apa sih, menyebalkan sekali. Berarti
tidak salah kan kalau aku mengajaknya mengakhiri hubungan ini?!” kataku dalam
hati.
Aku
menatapnya menunggu kata-kata keluar dari bibirnya. Aku menghela nafas dan
hendak pergi dari hadapannya, bibirnya bergerak hendak bicara. “Yaudah,”
katanya singkat dan lagi-lagi tanpa ekspresi. Level rasa kesalku sudah mencapai
titik tertinggi saja rasanya. Ingin sekali aku memukulnya dengan wedges tujuh
senti-ku ini, tapi tak tega saja karena wedges ini kudapatkan susah payah dan
harus berebut dengan orang. hahahaha..
Kubalikkan
badan dan berlalu meninggalkannya. Aku tak mengaharapkan dia akan mengejar dan
memanggilku seperti adegan-adegan dalam film. “Hah, memangnya dia pikir cowok
yang mau sama gue tuh cuma dia aja gitu? emang yang bisa jalan sama cewek lain
tuh dia doang? Gue juga bisa dapetin cowok yang lebih dari dia!” aku menyerocos
kesal tanpa henti sepanjang perjalanan pulang.
Sesampainya
di rumah, aku langsung masuk kamar dan memutar lagu-lagu Avril Lavigne yang up
beat. Aku sedikit beruntung karena rumah sedang sepi, entah pergi kemana dan
hanya aku sendiri di rumah. Saat sedang menikmati lagu, bel rumah berbunyi.
Dengan langkah malas dan wajah kesal, aku berjalan menuju pintu depan. Ternyata
tamunya seorang laki-laki muda dengan motor hitamnya sudah berdiri di depan
rumah.
“Oh my God..!! cepet banget gue dapet
gantinya!” aku bersorak dalam hati. Rasanya jantung ini mau lepas dari
tempatnya. Dia tersenyum dan sukses membuat hatiku meleleh. “Cowok yang kayak gini nih yang bakal jadi
cowok gue, bkal gue pamerin tuh ke si Mr.Flat!” batinku dengan PD tingkat
tinggi.
“Mau
cari siapa, mas? Ayah lagi ga di rumah. Mas ini siapa?” tanyaku tanpa jeda. Ah,
konyolnya aku, padahal aku hanya ingin tahu namanya saja. Dia tak menjawab dan
hanya tertawa.
“Hei,
Anna,” katanya menyebut namaku. Aku bingung bagaimana dia bisa tahu namaku?
“Udah
lupa sama gue?” tanyanya. Aku menggeleng.
“Masa
udah lupa sih? baru juga ga ketemu sepuluh tahun,” katanya sambil tertawa. Aku
mengamati wajahnya dan memoriku menemukan siapa nama orang di depanku ini.
“Mas
Galih!” kataku setengah malu. Ternyata lelaki yang tadinya bakal menjadi calon
pengganti Mr.Flat adalah saudara sepupuku sendiri!!
Kenapa kita harus sepupu ya?. Hahaha..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar