Selasa, 22 Januari 2013

Jodoh



weheartit.com 




“Dunia memang sempit ya, El” ujar Natha, teman kuliahku yang baru pindah tugas ke rumah sakit yang sama denganku. Malam ini ia mengajakku makan malam di restoran yang tak jauh dari rumah sakit untuk merayakan pertemuan kami kembali.

“Iya, udah hampir lima tahun kita nggak ketemu sejak wisuda itu, eh malah ketemu lagi di rumah sakit,” kataku.
“Mungkin kita berjodoh, El.”
Aku terkekeh. Natha masih saja belum berubah rupanya. Ia selalu suka mengatakan kalimat itu dulu.
“Itu sih maumu!”
Natha tertawa. “Memangnya kamu nggak mau?” tanyanya dengan pandangan isengnya yang khas.
Aku menahan tawa mendengar pertanyannya. “Aku? Siapa yang mau berjodoh dengan playboy kampus sepertimu?!” balasku.
“Hey, look at me,” ucapnya sambil menarik tanganku agar aku melihatnya. Mata coklatnya, mengingatkanku pada Jendra. Ahh, aku jadi teringat video kirimannya tempo hari. Seriuskah ia?
“El….!” Aku melihat Natha mengerak-gerakkan tanganya di depan wajahku. “Masih sadar ‘kan, El?”
Aku jadi salah tingkah. Natha tertawa melihatku yang menunduk malu. “Jangan bilang kamu mulai terpikat dengan wajah dokter ganteng ini.”
Kulempar tisu ke arahnya. “Idih males banget terpikat sama kamu!”
Natha mendecakkan lidah lalu berkata dengan gaya sok serius, “Kita ini berjodoh, El. Jadi aku tahu kamu sudah mulai terpikat denganku.”
“Hei, aku ini calon istri orang!” balasku sebelum ia melantur lagi.
“Oh, jadi aku datang terlambat?” tanyanya terkejut. “Siapa lelaki yang berani medahuluiku itu, El?”tanyanya lagi dengan ekspresi sok seriusnya seperti biasa.
“Ra-ha-si-a…” jawabku.
“Aaahhh, kau membuatku penasaran, El.” Katanya kesal. “Setidaknya kau harus mengajakku bertemu dengan sainganku itu.”
“Dia orang sibuk!” Aku tersenyum puas karena Natha mulai penasaran. “Yang pasti ia lebih baik darimu,” tukasku.

Benarkah yang kukatakan barusan?
Benarkah aku ini calon istri Jendra?
Benarkah Jendra  jodohku?
Lalu Diana?
Ahh, mengapa wanita itu harus muncul?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar