Selasa, 22 Januari 2013

Jangan kemana-mana, di hatiku saja!



Aku baru saja keluar restoran dengan Natha ketika kulihat Jendra keluar dari mobilnya, bersama Diana. Entahlah, aku sudah terlalu hancur kali ini. Kutarik tangan Natha untuk segera ke mobilnya.
“Ada apa sih, El?” Tanya Natha kebingungan sambil mengikuti langkah cepatku.
Terlambat. Jendra melihatku dan mengejar aku dan Natha sebelum kami berhasil menemukan mobil Natha. “Elka….” Terdengar Jendra berteriak memanggilku.
Natha menahan langkahku. “Kenapa sih, El?” Tanya Natha terdengar marah. Aku hanya menunduk berusaha menahan air mataku.
Jendra sudah sampai di tempat kami ketika Natha hendak membuka suara lagi. “El,” panggil Jendra sambil meraih tanganku. “Jangan pergi, El.”
Aku memandang Natha dengan tatapan memohon. Ia mengangguk dan meninggalkan kami berdua.
“Kamu ini bego atau apa sih, Jen?!” teriakku. Mungkin ini saatnya aku meledak.
“El…” Jendra menarikku ke pelukannya. Hangat. Aku selalu berharap pelukannya bisa menjadi rumah untuk hatiku kelak, namun kini?
“Biarkan aku saja yang pergi kalau memang Diana itu pilihanmu,” kataku terisak dalam pelukannya.
Jendra makin mendekapku erat. “Aku nggak mau kamu pergi, El,” ucapnya ketakutan.
“Lepasin aku, Jen. Mungkin akan lebih baik kalau kita akhiri semua ini, biarin aku pergi. ”
“Please El, jangan pergi kemanapun, tinggallah di hatiku.”
“Hati kamu bukan lagi jadi rumahku, Jen.”

**

“Dia itu ‘calon suamimu’?” tanyaku begitu ia masuk mobilku dengan wajah basah oleh air mata. Elka hanya diam, ia tak berniat menjawab pertanyaanku.
“El,” panggilku pelan.
Ia mendongak dan melihatku sebentar. “Aku hanya ingin pergi.”
Aku mengangguk mengerti. Kunyalakan mesin mobil dan membawanya pergi kemanapun ia mau.
“Kemanapun, asal jangan pergi ke hati lelaki itu lagi.  Jangan kemana-mana El, di hatiku saja….di hatiku...”

**
weheartit.com

1 komentar: