Teruntuk yang tersayang, para kurcaci
@devidwidy31, Tari, Anita, & Dhety.
Masa lalu memang tak pernah habis untuk dikenang. Pun deretan waktu yang pernah sama-sama kita lalui, banyak kisah tertinggal di sana. Aku mencoba mengurai kisah kita, sekedar tuk menghapus sedikit rindu akan pertemuan yang sulit kita temui.
Kalian tentu ingat dengan baik bagaimana tiga tahun dengan seragam abu-abu kita lalui hanya sekedar sebagai teman sekelas biasa. Kelas kita mengelompokkan diri menjadi beberapa bagian, dan kita masing-masing tak dalam satu yang sama. Melepaskan status pelajar dan mencari lembaran rupiah di sebuah perusahaan dengan seragam biru, kita lakukan bersama. Tanpa sadar, satu lingkungan membuat kita menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Mungkin karena kita sama-sama satu almamater, begitu pikirku ketika itu. Kenyataannya, kita menjadi sangat dekat jika aku bisa menyebutnya sahabat. Lalu kita dipertemukan dengan seorang baru di sana, Dhety. Dari sekian banyak manusia, Tuhan memilih kita untuk saling mengenal dan mendekatkan kita.
Kita berlima menjalin sebuah hubungan pertemanan yang kita rajut dengan banyak kisah. Bersama. Tentu saja tak melulu bahagia. Ada kalanya kita saling menjauh, menjatuhkan air mata, mencipta luka, hingga membentang jarak, namun akhirnya kita kembali lagi dalam lingkaran. Aku hampir saja melupakan bagian dimana kita punya nama panggilan. Dimulai dari aku, kalian biasa memanggilku dengan Mbak Dedel, kesannya terlalu tua dengan dipanggil 'mbak' padahal diantara kita, akulah yang paling muda. Lalu Devi yang punya tinggi badan yang membuatku iri itu dipanggil Bantet, kebalikannya (memang). Tari yang senyumnya manis dengan lesung pipinya dipanggil Bogel. Anita dengan panggilan Oneng memang sering membuat 'gemas'. Terakhir Dhety yang sebenarnya paling tua di antara kita ini sering dipanggil Detol. Hingga saat ini pun, masing-masing dari kita masih memanggil dengan nama-nama itu. :)
Sebuah gerai makanan cepat saji menjadi tempat favorit kita untuk bertemu, bahkan kemarin acara ulang tahun anaknya Bogel pun dirayakan di sana. Semoga masih banyak waktu yang bisa kita habiskan bersama di sana. Meski kita tak lagi bersama di satu tempat yang pernah menyatukan kita, sesekali kita masih mengatur waktu untuk bertemu sekedar melepas rindu. Kita masih bertukar sapa meski hanya melalui pesan singkat. Membuatku bersyukur telah diperkenalkan dengan kalian, para kurcaci.
Mungkin ini bukan surat cinta seperti yang kalian bayangkan, tapi aku membuatnya penuh cinta. Hehehe.. Terima kasih untuk kenangan yang tercipta. Semoga hubungan kita masih terus terjalin dengan baik meski kita terpisah jarak. Selalu kupanjatkan yang terbaik untuk kalian semua dalam tiap doa, berharap kita semua sukses, bahagia, selalu dilimpahi cinta, dan mendapatkan pasangan hidup yang terbaik. Amiin.
Kota Hujan, 06022014
Peluk Cium
Dedell
-disertakan dalam #30HariMenulisSuratCinta
#HariKe-6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar