Selasa, 19 Juni 2012

8# Ramai



Jl. Malioboro-Yogyakarta


Kulepas earphone-ku yang menyuarakan lagu a twist in my story milik Secondhand Serenade dari i-pod ku karena aku lebih tertarik mendengarkan suara musisi jalanan yang sedang menyanyikan lagu Yogyakarta ketika aku lewat di dekat Pasar Beringharjo. Aku berhenti sejenak, menikmati suguhan musik mereka yang menggunakan alat-alat musik tradisional dan bagiku itu keren,  sambil aku mengambil beberapa gambar dengan kameraku.
Yogyakarta, disinilah aku sekarang. Kembali ke kota yang selalu membuatku rindu pulang. Siang ini aku memutuskan untuk berjalan-jalan menikmati Yogyakarta-ku tercinta. Kota ini tak banyak berubah sejak beberapa tahun aku pergi merantau ke kota hujan di selatan ibukota. Setelah selesai menyusuri pasar Beringharjo, aku melangkahkan kakiku menyebrang jalan menuju arcade sepanjang Malioboro yang selalu ramai.
Banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya sepanjang arcade. Mulai dari produk kerajinan lokal seperti batik, hiasan rotan, wayang kulit, kerajinan bambu, juga blangkon (topi khas Jawa/Jogja) serta barang-barang perak, hingga pedagang yang menjual pernak pernik umum yang banyak ditemui di tempat perdagangan lain. Aku berjalan dengan tenang menikmati ramainya Malioboro dan tetap sesekali memotret.
Kakiku berhenti dan melihat-lihat di salah satu pedagang yang menjual miniature dari kayu. Terdengar suara yang pernah kukenal sebelumnya, namun aku ragu menebaknya. Kubalikkan badanku dan mendapati seorang perempuan yang kutahu pasti bukan dari tanah Jawa. Dialeknya dan cara dia bicara.. Ahh, aku lupa! Aku memejamkan mataku dan berusaha mengingat-ingat lagi siapa pemilik suara yang ada di seberangku ini.
Awas agek ado Antu Banyu….
“Jingga!” seruku sambil membuka mata. Senyum yang satu detik lalu merekah di bibirku pun lenyap begitu tahu perempuan yang kukenal di ujung senja itu pun lenyap dari pandanganku. Kuedarkan pandanganku mencarinya. Hanya punggung-punggung dan wajah tak kukenal yang muncul sepanjang pandanganku. Kuputuskan menyusuri arcade untuk mengejarnya, dan aku memilih ke arah Vredeburg.
Kaus hijau dan celana pendek coklat, hanya itu yang kuingat sebagai petunjukku. Ahh, Malioboro ini terlalu ramai dan padat, bagaimana aku bisa menemukannya?! Tapi aku belum akan berhenti sampai ujung Malioboro, bahkan kalau perlu aku akan menyusuri lagi arah sebaliknya.
“Jingga, akhirnya kita bisa bertemu lagi,” kataku dalam hati.
Sebelumnya aku belum bisa menggantikan Disha sampai akhirnya Jingga yang kutemui di ujung Senja di tepian Musi satu tahun lalu lah yang membuatku jatuh hati lagi. Sekilas aku melihat perempuan mirip Jingga masuk menyebrang dan masuk ke Beringharjo. Tanpa pikir panjang pun aku segera mengikutinya masuk pasar. Ahh, tapi sialnya aku kehilangan jejaknya karena Beringharjo pun sama ramainya dengan Malioboro.
“Permisi,” kata seseorang . Aku pun menyingkir dan memberi jalan pada orang di belakangku. Beberapa orang yang salah satuya berkaus hijau dan bercelana coklat. Wajahku yang tadi sempat lesu karena putus asa pun kembali cerah.
“Jingga!” panggilku dan perempuan itu benar-benar menoleh. Ia berhenti dan aku menghampirinya.  
“Siapa ya?” tanyanya bingung.
“Banyu, satu tahun lalu di sungai Musi, sudah lupa ya?”
Ia nampak berpikir.  “Ah ya, antu banyu itu kah?”
Aku mengangguk dengan semangat. “Tapi Banyu di depanmu ini bukan antu ya.”
Dia dan teman-temannya tertawa. “Apa kabar? Sedang liburan disini kah?” tanyanya.
“Liburan sekalian pulang kampung, kau liburan juga?” tanyaku.
“Oh ya, aku liburan dengan teman-temanku,” katanya lalu mengenalkanku pada tiga orang di sampingnya.
“Ini temanku Isha dan Doni, lalu yang di sampingku ini Fahmi, tunanganku,” katanya lagi. Aku tersenyum dan menyalami mereka satu persatu.
Tunggu dulu,  siapa orang yang terakhir dia kenalkan tadi? Tunangan?
Aku melongo tak percaya. Tak terdengar suara keramaian di telingaku.  Kemudian seseorang menepuk pundakku.
“Mas, mas,” panggilnya. Aku pun tersadar dan membuka mataku. “Sampun tekan Jogja, mas,” katanya lagi. 





Btzrg, June 19th 2012



Note: ff ini ngebut, ga direncanakan, ga mateng.. 
ahh.. pulang kerja langsung cpet2 ngetik sebelum ngampus..!
dan ga bagus kayak yang lain.. :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar