Minggu, 17 Juni 2012

7# Biru, Jatuh Hati


Pangandaran Beach


Biru, aku jatuh hati. 
Mungkin kata-kata itulah yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku. Kupejamkan mata dan kurentangkan kedua tanganku dan menikmati angin yang dengan bebas memainkan rambutku yang panjang tergerai. Kurasakan seseorang di belakangku memegangi kedua tanganku seperti adegan Jack dan Rose di anjungan kapal Titanic. Aku yang kaget langsung membuka mata dan menurunkan tanganku lalu berbalik menghadap lelaki berkacamata hitam di depanku kini.
“Huh, gak lucu tauukk..!!” teriakku kesal.
Lelaki di depanku tertawa sambil melepas kacamata hitamnya. “Lagian siapa yang bilang lucu coba? Yang barusan itu emang gak lucu tapi romantis,” jawabnya.
“Idih, romantis darimana coba? Ngarang aja kamu!”
“Kan mirip Jack sama Rose di titanic,” katanya lagi.
“Tapi kita ini bukan Jack dan Rose di film itu, Banyu…,” balasku kesal. “Dan kita gak perlu seperti mereka, karena kita…” Kalimatku belum selesai keluar karena Banyu meletakkan telunjuknya di depan bibirku. Aku diam. Dia mengusap rambutku yang tak beraturan tertiup angin Pangandaran. “Iya, iya.. kita emang bukan mereka,” jawabnya sabar. “Dan kita bisa romantis dengan cara kita sendiri, itu kan yang mau kamu bilang?”
Aku hanya tersenyum mendengarnya. Banyu sepertinya sudah hafal betul dengan kalimat yang sering kuucapkan ketika ia mencoba untuk romantis seperti orang lain.
Banyu kemudian mengajakku duduk di tempat yang agak teduh tak jauh dari bibir pantai. Kami duduk bersisian di atas pasir. “Jadi apa jawabanmu, Sha?” tanyanya tanpa melihatku. Aku menoleh dan melihatnya sedang memandang lurus ke lautan biru di depan kami.
“Jawaban tentang apa?” tanyaku.
“Tentang yang kuungkapkan di konser Jakarta dua bulan lalu,” jawabnya masih tak melihatku.
Aku sebenarnya ingat betul dengan apa yang dilakukannya setelah kami selesai menonton konser Secondhand Serenade di Tennis Indoor Senayan, April lalu. Ia melamarku dan itu bukan kali pertama ia melakukannya. Kita sudah berteman sejak masih berseragam putih abu dan kami punya banyak hal yang sama-sama kita sukai, salah satunya band indie yang kita tonton konsernya April lalu yang akhirnya membuat kita makin dekat. Masa pacaran kami pun sudah cukup lama, umur kamipun bertambah tua. Tapi bagiku menikah itu bukan soal usia, melainkan menemukan orang yang benar-benar tepat.
Kami masih saling diam. Banyu pun masih memandang lautan biru itu dengan tenang. Cukup lama kebisuan ini membalut kebersamaan kami sampai akhirnya Banyu bersuara. Ia tidak menagih jawabanku, melainkan menyanyikan lagu yang sudah kukenal. Aku tersenyum lalu ikut bernyanyi bersamanya.

Slow down, the world isn't watching us break down
It's safe to say we are alone now, we're alone now
Not a whisper, the only noise is the receiver
I'm counting the seconds until you break the silence
So please just break the silence

The whispers turn to shouting
The shouting turns to tears
Your tears turn into laughter
And it takes away our fears

So you see, this world doesn't matter to me
I'll give up all I had just to breathe
The same air as you till the day that I die
I can't take my eyes off of you…

Banyu menghentikan lagunya. “Aku gak akan maksa kamu, Sha,” katanya.
“Banyu,” panggilku. Ia menoleh padaku, matanya yang hitam dan teduh itu memandangku dengan penuh kelembutan.
“Kau tahu kan apa yang sudah membuatku jatuh hati?”
“Laut, kamu selalu bilang kalau kamu jatuh hati pada birunya laut,” jawabnya.
“Biru, aku jatuh hati pada biru,” kataku.
“Jadi, tak ada lagi ruang di hatimu selain Biru?” tanyanya.
Aku tersenyum dan mengangguk. “Samudera Banyu Biru, ruang ini milikmu.”
Ia memandangku tak percaya ketika aku menyebut namanya. Aku mengangguk meyakinkannya dan ia memelukku. “This’s a twist in my story, Sha,’ katanya.
Aku melepas pelukannya dan memukul bahunya. “Heh itu kan judul lagunya Secondhand serenade, ga kreatif banget sih kamu!” ejekku lalu berlari menghambur ke biru yang selalu membuatku jatuh hati. 





Btzrg, June 17th 2012

3 komentar:

  1. so sweet, terlebih dengan lagunya secondhand serenade yang lebih mengentalkan suasana keromantisan itu. suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, saya pun suka lagunya..
      trims sudah mampir..

      Hapus
  2. aiiihh sukaa.. aku juga suka laut dan langit biru :D

    BalasHapus