Hitunganku bukan lagi hari atau pekan. Pun sudah lewat
hitungan keduabelas pada bulan. Mungkin aku tak pandai lagi menghitung, Tuan.
Ia selalu kembali ke awal. Aku memulai lagi. Dan lagi. Terus saja begitu.
Sedang kau, terus saja berjalan meninggalkan ceceran angkanya.
Cepat atau lambat, kita akan menemukan persimpangan. Kita
--aku dan kau-- harus memilih satu. Pada persimpangan itu, kelak kita akan
semakin berjarak. Pun dengan hati. Nanti,
ketika masa itu tiba, kita kembali menjadi dua orang asing. Kita berjalan
masing-masing. Mungkin di salah satu kelokan, kita akan berpapasan. Bisa saja
kita saling bertukar sapa, tak mustahil pula sebaliknya.
Jika akhirnya masa itu menghampiri kita,
cukup sebutan 'kita' saja yang berubah. Bukan benar-benar menjelma orang asing.
Masih ada sapa, atau sekadar senyum jika kita bertemu. Kuharap begitu.
Semoga kau selalu hidup dengan baik.
Kota
Hujan, 02-02-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar