Minggu, 08 April 2012

Mabel The Butterfly



Istana Cordyline sedang dirundung duka setelah kematian Raja Zavier, dan kini Pangeran Zavro sedang menderita sakit karena ulah Penyihir Ordetta. Ratu Zivanna tak henti-hentinya bersedih karena mengkhawatirkan putra kesayangannya itu. Penasehat istana pun mengusulkan agar Ratu mengadakan sayembara untuk menemukan obat dan menyembuhkan pangeran.

                Taman istana ini menjadi tempat kami mencari makan, bunga-bunga disini tumbuh subur dan sangat cantik. Myrina mengepakkan sayapnya menuju bunga Zinnia dan aku mengikutinya.
                “Hei, kenapa kau diam saja?” tanya Myrina, si kupu-kupu bersayap biru padaku. Aku menengok ke arahnya sebentar dan kembali berpikir untuk membantu pangeran.        
 “Myrina, apa kau mau mengikuti sayembara untuk menemukan obat pangeran Zavro?” tanyaku.
Myrina tertawa mendengarku. “Apa kau sudah gila? kita ini cuma kupu-kupu jelata.”
Aku tertunduk lesu dan menyadari status kami hanyalah kupu-kupu biasa yang bersihir. “Tapi menurutku tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau mencoba,” kataku penuh semangat.
“Oke, lalu apa rencanamu dan memangnya kau tau apa obatnya?” tanya Myrina dengan tatapan meremehkan.
“Air ajaib milik Ratu Alexandra, aku tak sengaja mendengar Ordetta menyebutnya saat di taman  Pensylvane” jawabku.
“Apa kau sudah gila? Aku tak ikut!”
“Ayolah bantu aku, hanya Ratu Alexandra yang punya penawarnya.”
Myrina terus tertawa dan menganggapku mulai gila. “Kau tau kan kalau tak mudah untuk bertemu dengan Ratu Alexandra, apalgi untuk meminta air ajaibnya itu.”
Seekor kupu-kupu jantan menghampiri bunga Zinnia kami. “Aku mau membantumu,” katanya. Aku terkejut mendengarnya. Dia adalah Damon, kupu-kupu hitam yang tak terlalu ramah.
“Jadi kapan kita pergi ke tempat Ratu Alexandra?” tanyanya.
“Kalian semua mulai gila, aku tak ikut!” Myrina mengepakkkan sayapnya lalu terbang meninggalkanku dan Damon.
“Apa kau sungguh-sungguh mau membantuku?” tanyaku hati-hati.
“Tentu saja,” jawabnya yakin.

Kamipun terbang menuju hutan tropis tempat Ratu Alexandra yang dikenal tak ramah.  Perjuangan kami pun tak mudah. Ratu Alexandra enggan memberi kami setetes air ajaibnya. Sementara racun yang diberikan Ordetta pada Pangeran Zavro makin menyakitkan bagi Pangeran. Ratu Alexandra awalnya tak mau berbagi air ajaib, namun ia mengajukan syarat yaitu aku harus menyumbangkan sepotong sayap transparanku sebagai gantinya.
“Mabel, kau tak harus melakukan itu,” bisik Damon.
“Kita tak punya pilihan lain, Damon. Aku harus melakukannya,” kataku dengan berbisik. “Kau harus kembali dan serahkan air itu pada pangeran.”
“Potong saja sayapku!” Damon berteriak dengan lantang pada Ratu Alexandra.
Sang ratu bersayap besar di hadapan kami itu tertawa. “Aku tak butuh sayapmu, itu tak berharga bagiku. Aku hanya butuh sayap transparan miliknya.”
“Sudahlah Damon, aku sudah memutuskan untuk menerima syaratnya demi kesembuhan pangeran. Aku ingin membalas kebaikan pangeran yang telah menolongku dari kawanan predator dulu,” bisikku lagi.
“Apa kau yakin, Mabel?” tanya Damon lagi dan aku menangguk dengan yakin. Damon pun akhirnya menyerah.
“Jadi bagaimana, apa kita sepakat menukar sayap transparan milikmu dengan setetes air ajaibku?” tanya Ratu Alexandra.
“Ya aku setuju,” jawabku mantap.
Ratu Alexandra kemudian menyerahkan sebotol kecil yang isinya berkilauan, air ajaibnya yang sangat terkenal dan langka, pada Damon. Kemudian sang Ratu member isyarat pada prajuritnya untuk membawaku pergi.
**
“Hhooaaamm..” terdengar Zenna menguap dan matanya mulai lelah.
“Oke, sebaiknya kita tidur ya.”
“Tapi ceritanya belum selesai, mommy. Apa yang terjadi dengan Mabel selanjutnya?”
“Kita lanjutkan besok malam ya, cantik.”
Zenna pun menurut dan segera menarik selimutnya. Aku tersenyum melihatnya.
Kau mau tahu apa yang terjadi pada Mabel? Kupu-kupu bersayap transparan itu tak pernah kehilangan sayapnya.  Ratu Alexandra tak benar-benar memoong sayap cantiknya, ia hanya menguji Mabel. Lalu ia  kembali ke Cordyline, sang Pangeran menikahinya dan Mabel  diberi gelar Putri Zathisa dan mereka memiliki seorang putri cantik bernama Putri Zenna.
***

1 komentar:

  1. Mabel diuji tentang ketulusan niatnya.
    Ah, ini dongeng banget! Bagus :D

    BalasHapus