Istana Cordyline sedang
dirundung duka setelah kematian Raja Zavier, dan kini Pangeran Zavro sedang
menderita sakit karena ulah Penyihir Ordetta. Ratu Zivanna tak henti-hentinya
bersedih karena mengkhawatirkan putra kesayangannya itu. Penasehat istana pun
mengusulkan agar Ratu mengadakan sayembara untuk menemukan obat dan
menyembuhkan pangeran.
Taman istana ini menjadi tempat kami mencari makan, bunga-bunga disini tumbuh
subur dan sangat cantik. Myrina mengepakkan sayapnya menuju bunga Zinnia dan
aku mengikutinya.
“Hei, kenapa kau diam saja?” tanya Myrina, si kupu-kupu bersayap biru padaku.
Aku menengok ke arahnya sebentar dan kembali berpikir untuk membantu
pangeran.
“Myrina, apa kau mau mengikuti
sayembara untuk menemukan obat pangeran Zavro?” tanyaku.
Myrina tertawa mendengarku. “Apa
kau sudah gila? kita ini cuma kupu-kupu jelata.”
Aku tertunduk lesu dan menyadari
status kami hanyalah kupu-kupu biasa yang bersihir. “Tapi menurutku tidak ada
yang tidak mungkin selama kita mau mencoba,” kataku penuh semangat.
“Oke, lalu apa rencanamu dan
memangnya kau tau apa obatnya?” tanya Myrina dengan tatapan meremehkan.
“Air ajaib milik Ratu Alexandra,
aku tak sengaja mendengar Ordetta menyebutnya saat di taman Pensylvane”
jawabku.
“Apa kau sudah gila? Aku tak
ikut!”
“Ayolah bantu aku, hanya Ratu
Alexandra yang punya penawarnya.”
Myrina terus tertawa dan
menganggapku mulai gila. “Kau tau kan kalau tak mudah untuk bertemu dengan Ratu
Alexandra, apalgi untuk meminta air ajaibnya itu.”
Seekor kupu-kupu jantan
menghampiri bunga Zinnia kami. “Aku mau membantumu,” katanya. Aku terkejut
mendengarnya. Dia adalah Damon, kupu-kupu hitam yang tak terlalu ramah.
“Jadi kapan kita pergi ke tempat
Ratu Alexandra?” tanyanya.
“Kalian semua mulai gila, aku
tak ikut!” Myrina mengepakkkan sayapnya lalu terbang meninggalkanku dan Damon.
“Apa kau sungguh-sungguh mau
membantuku?” tanyaku hati-hati.
“Tentu saja,” jawabnya yakin.
Kamipun terbang menuju hutan tropis
tempat Ratu Alexandra yang dikenal tak ramah. Perjuangan kami pun tak
mudah. Ratu Alexandra enggan memberi kami setetes air ajaibnya. Sementara racun
yang diberikan Ordetta pada Pangeran Zavro makin menyakitkan bagi Pangeran.
Ratu Alexandra awalnya tak mau berbagi air ajaib, namun ia mengajukan syarat
yaitu aku harus menyumbangkan sepotong sayap transparanku sebagai gantinya.
“Mabel, kau tak harus melakukan
itu,” bisik Damon.
“Kita tak punya pilihan lain,
Damon. Aku harus melakukannya,” kataku dengan berbisik. “Kau harus kembali dan
serahkan air itu pada pangeran.”
“Potong saja sayapku!” Damon
berteriak dengan lantang pada Ratu Alexandra.
Sang ratu bersayap besar di
hadapan kami itu tertawa. “Aku tak butuh sayapmu, itu tak berharga bagiku. Aku
hanya butuh sayap transparan miliknya.”
“Sudahlah Damon, aku sudah
memutuskan untuk menerima syaratnya demi kesembuhan pangeran. Aku ingin
membalas kebaikan pangeran yang telah menolongku dari kawanan predator dulu,”
bisikku lagi.
“Apa kau yakin, Mabel?” tanya
Damon lagi dan aku menangguk dengan yakin. Damon pun akhirnya menyerah.
“Jadi bagaimana, apa kita
sepakat menukar sayap transparan milikmu dengan setetes air ajaibku?” tanya
Ratu Alexandra.
“Ya aku setuju,” jawabku mantap.
Ratu Alexandra kemudian
menyerahkan sebotol kecil yang isinya berkilauan, air ajaibnya yang sangat
terkenal dan langka, pada Damon. Kemudian sang Ratu member isyarat pada
prajuritnya untuk membawaku pergi.
**
“Hhooaaamm..” terdengar Zenna
menguap dan matanya mulai lelah.
“Oke, sebaiknya kita tidur ya.”
“Tapi ceritanya belum selesai,
mommy. Apa yang terjadi dengan Mabel selanjutnya?”
“Kita lanjutkan besok malam ya,
cantik.”
Zenna pun menurut dan segera
menarik selimutnya. Aku tersenyum melihatnya.
Kau mau tahu apa yang terjadi
pada Mabel? Kupu-kupu bersayap transparan itu tak pernah kehilangan
sayapnya. Ratu Alexandra tak benar-benar memoong sayap cantiknya, ia
hanya menguji Mabel. Lalu ia kembali ke Cordyline, sang Pangeran
menikahinya dan Mabel diberi gelar Putri
Zathisa dan mereka memiliki seorang putri cantik bernama Putri Zenna.
***
Mabel diuji tentang ketulusan niatnya.
BalasHapusAh, ini dongeng banget! Bagus :D