Kamis, 09 Januari 2014

Surat Untukmu

Teruntuk kamu, lelaki yang kelak akan datang..

Malam ini, hari kedelapan di bulan pertama tahun kesekian, aku menyempatkan diri tuk menuliskan sesuatu untukmu. Bukan surat cinta yang penuh kata rindu, bukan pula surat tentang harapan tuk cepat bertemu, hanya sebuah surat tentang impian kecilku. Kutuliskan sekarang agar kelak aku tak lupa tentang ini jika kita benar -benar sudah bertemu. Kelak.

Kau tahu, aku suka memandang langit sore dari balkon rumahku, rumah orang tuaku. Ketika mendapati langit kemerahan di atas sana, aku bergegas naik dengan ponselku. Ya, aku memotretnya. Hatiku berdecak kagum pada mahakarya di atas sana. Cantik.

Mungkin kau mulai bertanya-tanya apa sebenarnya impianku. Ini hanya sederhana. Jika kelak kita sudah bersama setelah hari itu, ketika kau mengucapkan ijab kabul meminangku, aku ingin kita meluangkan waktu 'tuk menikmati lukisan sore dengan dua cangkir teh atau kopi. Ah, aku tahu kau mungkin sibuk nantinya, tapi aku bisa menunggumu pulang di sana, di teras rumah kita.

Sayang, itu hanya satu dari sekian impian kecilku. Semoga itu sesederhana yang kuharap. Sederhana namun begitu berharga di tengah kesibukan kita masing-masing nantinya.

Selamat melangkah lagi, sayang. Aku masih merapal doa yang sama, semoga Allah selalu menguatkan kedua kakimu 'tuk terus melangkah, menujuku.

Kota Hujan,
Hari kedelapan di bulan pertama

3 komentar:

  1. buat siapa sih
    jadi pengen punya istri kaya gtu heheheheheeh

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasti des des ne ya so sweet heheheh

      www.stafithendry.blogspot.com
      mampir ke blog gw des :p

      Hapus