Kamu tahu rasanya ketika akhirnya kita bertemu dengan seseorang
yang dulu pernah dirindukan begitu besar? Senang, tentu saja. Tapi bagaimana
kalau seseorang itu datang ketika kita mulai bisa mengikis rindu yang dulu
begitu tinggi menggunung? Ketika hati yang dulu berserak serpihan kini sudah
mulai tertata? Tentu rasa senang itu tak akan sebegitu besar ketika rindu itu
masih utuh. Kemudian muncul keraguan di persimpangan antara sedih dan senang.Jika bisa memilih, tentu aku akan memilih untuk tak ingat saja, agar aku tak pernah bertemu dengan persimpangan itu.
Bayang wajah yang hampir buyar dalam ingat mendadak tergambar
jelas kembali. Tapi kamu tentu tak tahu ketika itu aku pun menyadari ada yang
hilang ketika kamu kembali. Anehnya aku tak merasa kehilangan sesuatu yang
hilang itu dan justru menyesalkan bayang wajahmu yang terlalu jelas ke
permukaan. Mungkinkah aku sudah berhasil?
Entah berhasil atau tidak, aku tak lagi peduli. Aku hanya
tak ingin menghancurkan semua benteng yang sudah kubangun dari retakan-retakan
hati yang nyaris mendebu. Tentu kamu juga tak tahu, butuh waktu yang tak
sedikit untuk itu. Ah, sudahlah.. Kamu juga tak akan tahu dan mau tahu dengan
ocehan anak kecil ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar