Minggu, 24 Februari 2013

Wanna go 'home'




Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu

Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
(Katon Bagaskara-Yogyakarta)



Yogyakarta. Kota yang terletak di sebelah tanah kelahiran gue, Klaten. Kota masih selalu buat gue jatuh cinta sejak kecil. Entah kenapa gue juga gak tau, kota itu punya sesuatu yang beda di hati gue dari sekian banyak kota-kota keren dan indah di nusantara yang  ini. Pokoknya Yogya itu semacam punya sihir buat gue tiap denger ataupun baca namanya.
Yogyakarta. Kota dimana gue berharap akan menjadi tempat gue untuk pulang. Kota dimana gue bercita-cita untuk bisa membangun rumah senja disana kelak. Semoga kelak suami gue kelak adalah seorang Yogyakarta, atau paling nggak punya cita-cita yang sama dengan gue untuk menikmati masa senja kita di kota indah itu.
Mungkin ini akan terdengar berlebihan, tapi tadi siang air mata gue emang beneran keluar ketika baca tentang tempat-tempat wisata yang subhanallah keren dan cantiknya di kota itu. Menangis, seperti orang yang jatuh cinta diam-diam pada seseorang dan tak mampu menyentuhnya. Seperti orang yang terlalu sesak untuk menimbun rindu, rindu untuk pulang.
Ketika kecil, hampir setiap tahun gue dan keluarga mudik ke Klaten dan Salatiga. Setiap mudik itu selalu melewati kota Yogya, dan gue inget banget suatu waktu ortu gue nunjukin Candi Prambanan ketika bus malam yang kami naiki melewatinya. Sejak itu gue yang suka penasaran mulai tertarik dengan candi Prambanan, dan candi itu yang lebih gue inget ketimbang Borobudur. Tapi ketika masa-masa ingusan itu gue belum sekalipun menginjakkan kaki kecil gue di kota itu karena liburan gue lebih berkutat di kota Klaten dan Salatiga aja, kampung halaman ortu.
Gue juga inget pernah nulis cerita (mungkin novel) yang ngabisin buku setebal 58 lembar dengan latar kota Yogyakarta. Lalu cerita pendek yang gue inget judulnya adalah, Yogya I’m in love yang sekarang entah dimana tulisan-tulisan itu.
Keinginan besar untuk bisa menginjakkan kaki di Yogyakarta selama bertahun-tahun akhirnya baru terwujud beberapa tahun lalu ketika diajak kerabat. Meskipun tidak terlalu puas, tapi setidaknya rindu gue terbalas ketika kaki gue benar-benar menyusuri Malioboro yang terkenal itu dan pasar Beringharjo di seberangnya. Kagum. Betapa kerennya kota ini, kata gue dalam hati ketika menyusuri jalanan Yogyakarta yang lengang dan lebar itu. Membuat gue berkata pada diri gue kalau gue harus balik lagi ke kota ini nanti. Beberapa tahun berikutnya gue pun memang benar-benar kembali kesana, dan makin jatuh cinta.
Tahun kemarin gue udah berencana bakal menjelajah kota ini ketika liburan lebaran, namun ternyata gue gak beruntung karena keluarga gak jadi mudik. Gue bukan gak berani untuk liburan sendiri, tapi gue merasa kalau lebaran tanpa keluarga sendiri  itu sangat aneh. Selain itu libur kerja gue juga singkat. Maka dari itu, gue berharap banget semoga tahun ini bisa mudik semua dan gue bisa pergi ke kota tetangga tanah kelahiran gue itu. Banyak banget mimpi-mimpi yang berusaha gue terjemahkan dalam rencana-rencana yang semoga bisa gue buat jadi nyata.
Mengunjungi pantai-pantai yang ternyata masih belum banyak terjamah turis, Pantai Ngandong, Drini,  Pok Tunggal, Sundak, Parangtritis, cave tubing di Goa Pindul, menikmati malam di Bukit Bintang, dinner di angkringan, dan mimpi-mimpi lainnya (Inginnya sih dengan seseorang yang special yaaahhh, biar lebih kerasa romantismenya gitu.. halaaahhh…!!).
Sebenernya sih masih banyak banget yang mau diungkapkan, tapi terlalu sulit menerjemahkannya dalam aksara (jiaahhh) :D Semoga nanti akan ada postingan tentang liburan gue di kota itu (amiin). Tunggu tanggal mainnya!!

Pastinya gue gak mau berhenti berharap, gak mau berhenti bermimpi. Gue mau kembali kesana. Gue mau pulang kesana.
Yogyakarta, I wanna go home…

I want to go home,
Let me go home,
It’ll all be alright,
I’ll be home tonight,
I’m coming back home.
(Westlife-home)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar