Dear aku sepuluh
tahun lalu
Hai Desvian, gadis manis yang
namanya agak sulit disebut dengan cepat (banyak yang mengeluh begitu). Kamu
pasti kaget dan bertanya siapa aku yang sudah mengirimu surat dengan tulisan
yang tak serapi milikmu. Kamu juga pasti bingung dan tak merasa pernah mengenalku.
Ini adalah aku yang juga adalah kamu sepuluh tahun lagi. Tubuhku lebih kurus
sekarang dan aku rindu dengan pipi tembem dan rambut berponi milikmu itu.
Mungkin karena masalah yang muncul seiring usia, tak seperti kamu yang masih
senang bermain-main dengan teman sebayamu dan bisa tertawa lepas. Benar katamu,
hidup ini penuh kejutan.
Hei, kenapa kamu tak lagi
sering-sering bermain dengan anak tetangga? Bukankah kamu sangat suka bermain
lompat karet, tak umpet, monopoli, masak-masakan, galasin, dan permainan lain
yang mengasyikkan itu? Pergi main dan nikmatilah. Aku beri sedikit bocoran ya,
kamu pasti akan rindu permainan-permainan itu di masa depan nanti karena
permainan itu tak lagi populer bahkan cenderung tenggelam oleh kecanggihan
teknologi. Anak-anak seusiamu di masaku kini lebih suka main di warnet untuk
main game online ataupun bersosial media.
Aku rindu kamu yang punya banyak
cita-citadan suka sekali menggambar. Bukankah saat ini kamu sedang bercita-cita
untuk menjadi seorang arsitek? Hei, itu cita-cita yang keren lho. Aku tahu kamu
sedang suka menggambar banyak denah rumah, walaupun tak menggunakan hitungan
matematis, dan kamu sangat suka itu. Sudah berapa banyak yang kau gambar? Ah, kertas-kertas
itu seharusnya kamu rapikan menjadi satu dan kamu simpan untukku agar aku bisa
melihatnya.
Tapi satu atau dua tahun lagi
kamu akan berubah pikiran. Kertas-kertas gambar itu tak lagi tentang denah
rumah melainkan berbagai macam sketsa gaun. Ya, kamu akan bercita-cita menjadi
seorang designer! Kamu tahu tidak, ketika kamu berseragam putih biru nanti,
satu atau dua tahun lagi, kamu akan bercita-cita menjadi seorang penulis.
Ketika kamu SMP, novel-novel teenlit akan booming dan kamu yang uang sakunya
terbatas akan mengencangkan ikat pinggang demi membeli sebuah teenlit. Sejak
itu kamu yang sebenarnya kurang pandai dalam pelajaran Bahasa Indonesia akan
suka menulis. Kamu akan menghabiskan banyak buku tulis untuk kau isi dengan
cerita-cerita buatanmu. Kamu pintar karena telah menyimpan buku-buku itu
untukku. Aku juga masih suka membacanya. Gaya tulisanmu lucu dan sederhana.
Kamu pasti tersenyum penasaran
dengan apa yang baru saja kuceritakan tentang cita-citamu yang seringkali
berganti-ganti dan kamu pasti tertarik untuk tahu apakah penulis adalah
cita-cita terakhir. Ya kamu benar cantik, akan banyak cita-cita yang muncul di
pikiranmu nantinya, tapi aku akan menceritakannya lagi nanti. Aku suka sekali
kamu yang penuh impian dan satu hal lagi, aku suka sifatmu yang selalu tak mau
kalah dalam hal nilai dan prestasi di sekolah. Well, kamu berhasil masuk kelas
unggulan kan sekarang? dan bocoran lagi dariku, nantinya kamu akan masuk salah
satu sekolah menengah pertama negeri favorit di Bogor dan masuk kelas unggulan
selama dua tahun terakhir disana. Sifatmu itu masih aku miliki hingga saat ini,
aku yang sudah berstatus sebagai mahasisiwi di Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Meski aku sangat rindu kamu lucu tapi aku mensyukuri hidupku saat ini. Pesanku
untukmu, tetaplah menjadi Desvian yang penuh semangat, penuh target, dan tak
mau kalah dalam hal prestasi. Ah ya gadis manis kamu tak perlu cemas karena
masih suka mengompol. Hahaha, itu akan berhenti dengan sendirinya kok nanti.
Tak percaya? Aku buktinya, percayalah dan tak perlu takut.
Oke cantik, sudah dulu ya cerita
dari masa depan ini. Sebenarnya aku masih punya banyak cerita menarik tentang
kamu, aku, atau lebih tepatnya kita. Aku akan menceritakannya lain waktu
padamu. Ingat pesanku, tetap semangat dan apa adanya, tak perlu minder dengan
keadaan. Rajin belajar ya agar targetmu tercapai. Selamat belajar dan sukses
untuk UAS!! Aku menunggumu di masa depan dan kita akan meraih target-target
besar kita bersama.
Go fightin’, cantik!
Bogor, 18 February 2012
Dari kamu sepuluh tahun lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar