Perempuan itu tersenyum. Lalu tertawa. Bahagia. Ingin
rasanya kamu di sana. Menikmati manis senyumnya, renyah tawanya, dan tentu saja
matanya yang katamu seperti telaga. Tapi kamu bisa apa? Hanya diam mengawasinya.
Lalu hancur ketika lelaki lain datang. Mendapatkan yang kamu inginkan. Dan kamu
mundur pelan-pelan seolah tak ingin jejakmu tertinggal.
Kamu menelanjangi dinding putih itu dari bingkai-bingkai
kenangan. Semua. Tak satupun kamu biarkan tertinggal. Tidak juga hatimu yang
sudah remuk. Kamu menyerah. Semudah itu.
Sedang di sana ia tahu kamu ada, mengawasinya. Ia melihat
punggungmu yang menjauh. Dan ia bertanya-tanya, mungkinkah kamu sudah menyerah?
Tanpa kamu tahu, ia sama remuknya denganmu. Ia ingin membagi tawanya denganmu.
Mengulurkan tangannya untukmu dan membantumu menyembuhkan luka dalam hatimu. Ia
tidak mengabaikanmu. Ia hanya sedang menunggu. Menunggumu.
(Tulisan dengan 123 kata ini diikutkan dalam #Fiksilaguku @KampusFiksi
terinspirasi dari lagu Breaking Benjamin-Give Me a Sign )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar