Jumat, 26 April 2013

Bahagia Itu Sederhana


 
Bahagia, satu kata yang selalu menjadi harapan setiap manusia. Satu hal yang terkadang hadir tanpa disadari. Satu hal yang bagi sebagian orang sulit didapatkan dengan mudah. Tentu saja, segala sesuatu itu butuh pengorbanan, tapi bukan berarti tidak lantas bahagia bukan? Terkadang kita melewatkan banyak hal kecil yang sebenarnya disebut bahagia, entah karena kita tak menyadari atau kita yang terlalu sibuk mencari.



Bahagia itu sederhana. Menemukan sahabat-sahabat #juara yang bersatu dalam semangat berbagi yang luar biasa. Bertemu dengan teman-teman yang luar biasa, datang jauh-jauh ke selatan ibukota. Terima kasih telah mengajak saya merasakan indahnya berbagi dan kebersamaan. Berbagi keceriaan dengan adik-adik yang luar biasa di rumah mereka yang  hangat.



Bahagia itu sederhana. Menemukan sesuatu yang membuat kita nyaman hingga tak peduli seberapa banyak yang dikorbankan, yang kemudian terlupa oleh rona bahagia di wajah mereka. Melangkahkan kaki menuju tempat mereka tinggal dalam kehangatan yang luar biasa. Langkah-langkah kecil menyambut kedatangan kita dengan sukacita. Dibalut dengan senyum, tawa, kemudian menghambur dalam pelukan manja. Membuat saya merasa lebih berarti dan lebih mensyukuri hidup.



Betapa hidup itu memang tak selalu mudah, tapi kita masih bisa memetik bahagia dengan kesyukuran dari hidup yang dilalui. Bahagia itu begitu sederhana, kemudian tergantung kita memaknainya seperti apa.  
Terima Kasih sahabat #juara!!


Kota Hujan,
26 April 2013

Sabtu, 06 April 2013

Take Care



Mungkin kamu sedang terjaga ketika jemariku mengungkapkan kata-kata yang tak sempat terucap. Ahh, bukan tak sempat terucap, tapi tak akan terucap. Aku memilih ‘tuk menuliskannya diantara sunyi malam yang masih terlalu buta. Untuk kamu, dimanapun.
Entah apa yang membuatku mencarimu malam ini. Aku kehilangan sesuatu yang terlalu lama menghilang. Bukankah tak mudah menyesuaikan sesuatu yang menjadi kebiasaan? Aku hanya merasa seharusnya kita sedang berbincang seperti biasa malam ini. Bertukar kabar, bertukar cerita, hingga membicarakan hal-hal lainnya, yang membuatku menunggu kalimatmu.
Hingga aku menemukan kalimat itu. Kalimat yang singkat sebenarnya, tapi entah mengapa begitu menggelitik pikiranku. Aku menertawakan harapan yang masih saja tersisa. Mereka masih saja tinggal seakan terus beranak. Akupun bosan mengusir mereka pergi, hingga kubiarkan saja mereka tinggal.
Kalimat itu memang sudah sepantasnya ia berikan padamu. Lalu aku kembali menerka-nerka tentang itu, dan aku yakin kalau yang kuterka adalah benar. Maafkan saja kalau aku terlalu berani menerka. Toh tidak ada yang peduli bukan, entah kamu atau dia.
Ahh, aku mulai menceracau sepertinya. Lebih baik kuakhiri saja sebelum semua menjadi tak jelas dan tak layak. Tapi tunggu, mungkin aku ingin mengucapkan beberapa kata terakhir dulu.

Take Care..
Whereever you are..
(semoga kamu membalasnya dengan senyum, tak peduli sehambar apapun itu)




Kota Hujan,
060413